Jakarta,
8 Juni 2013 - Setelah aksi bersama secara nasional pada tanggal 21 Mei 2013
yang dihadiri hampir 10.000 perawat se-Jawa dan perwakilan PPNI daerah diluar
Jawa, beberapa kemajuan telah terjadi. Namun upaya pengawalan terhadap
pemerintah dan DPR perlu dilakukan secara ketat. Berikut ini adalah
beberapa hal yang perlu diketahui oleh para sejawat diseluruh dunia.
1. Pimpinan DPR telah menunjuk Komisi IX untuk
membahasa RUU Keperawatan. Hal ini adalah berita baik, karena komisi tersebut
yang mengawali pengusulan, sehingga informasi dan pemahaman Komisi IX akan
mempercepat proses pembahasan bersama pemerintah. Bila mekanisme Panja atau
Pansus yang akan digunakan, proses bisa lebih lama. Namun demikian, belum jelas
siapa yang akan manjadi ketua tim yang membahas RUU ini dalam tubuh Komisi.
2. Kementrian Kesehatan telah marathon membahasan DIM (daftar inventaris masalah) atas draft RUU Keperawatan yang diajukan oleh DPR. Isyu tentang penambahan kata Kebidanan dalam nama RUU, sehingga menjadi RUU Keperawatan dan Kebidanan akhirnya terbukti saat tim PPNI diundang dalam rapat pembahasan DIM bersama tim kementrian pada pertemuan tanggal 29 Mei 2013. Tim merasa terjebak dalam pertemuan tersebut, karena belum ada kesepakatan tentang subtansi dasar, seperti nama, tetapi sudah harus membahasa isi teknis. Akhirnya tim tidak hadir dalam pertemuan berikutnya.
2. Kementrian Kesehatan telah marathon membahasan DIM (daftar inventaris masalah) atas draft RUU Keperawatan yang diajukan oleh DPR. Isyu tentang penambahan kata Kebidanan dalam nama RUU, sehingga menjadi RUU Keperawatan dan Kebidanan akhirnya terbukti saat tim PPNI diundang dalam rapat pembahasan DIM bersama tim kementrian pada pertemuan tanggal 29 Mei 2013. Tim merasa terjebak dalam pertemuan tersebut, karena belum ada kesepakatan tentang subtansi dasar, seperti nama, tetapi sudah harus membahasa isi teknis. Akhirnya tim tidak hadir dalam pertemuan berikutnya.
Pada
tanggal 4 Juni 2013, PPNI diundang oleh Sekjend Kemkes untuk membahas
kesepakatan tentang usulan penambahan nama dalam RUU Keperawatan yang diajukan
oleh DPR. Pertemuan dipimpin langsung oleh Sekjend, bersama staf ahli bidang
Medikolegal, Dirjend BUK, Kabiro Hukor dan Direktur Keperawatan. PPNI dihadiri
oleh Ketua Umum dan Ketua Dewan Pertimbangan serta Ketua Departemen Kerjasama.
Dari Pihak IBI dihadiri oleh PJ Ketua Umum dan 4 Pengurus pusat
lainya. Dalam pertemuan terebut IBI menerima tawaran dari Kemkes
untuk dimasukan dalam RUU Keperawatan dengan syarat subtansi harus jelas
perbedaanya. Berbagai argumentasi di sampaikan oleh IBI terkait dengan sikap
tersebut. Terhadap tawaran Kemkes tentang penambahan nama tersebut, PP PPNI
tidak bisa menjawabnya, karena dari 3 kali Munas, amanatnya adalah sama UU
Keperawatan, bukan UU yang lain.
RUU Keperawatan dianggap sudah diatas angin oleh Kemkes, karena surat dari DPR dan amanat Presiden sangat jelas, RUU Keperawatan saja tanpa kata lain. Sehingga, sangat terkesan Kemkes hanya berupaya mengadvokasi PPNI untuk menerima usulan penambahan nama tersebut. Proses advokasi tidak berkembang kearah yang lebih kreatif. Seperti apakah satu nama dua esensi atau harus dua nama terpisah sebagai judul UU. Seperti UU Praktek Kedokteran, didalamnya ada dokter dan dokter gigi. Esensi terpisah yang diminta IBI tidak dikembangkan dalam proses advokasi. Usul nama RUU Keperawatan dan Kebidanan oleh kemenkes seperti harga mati. Terkesan dengan kuat menekan satu pihak dan memanjakan pihak lain. Pertemuan tidak berhasil menyepakati usulan penambahan nama. Hingga akhirnya pimpinan rapat berkesimpulan, tentang nama akan dikembalikan kepada Menkes. Selanjutnya, karena secara kelembagaan RUU adalah usulan DPR, maka PPNI tidak sepakat untuk terlibat dalam tim pembahasan RUU di Kemenkes. Tetapi bersifat independen, agar bisa mengawal proses di kedua belah pihak secara aktif.
RUU Keperawatan dianggap sudah diatas angin oleh Kemkes, karena surat dari DPR dan amanat Presiden sangat jelas, RUU Keperawatan saja tanpa kata lain. Sehingga, sangat terkesan Kemkes hanya berupaya mengadvokasi PPNI untuk menerima usulan penambahan nama tersebut. Proses advokasi tidak berkembang kearah yang lebih kreatif. Seperti apakah satu nama dua esensi atau harus dua nama terpisah sebagai judul UU. Seperti UU Praktek Kedokteran, didalamnya ada dokter dan dokter gigi. Esensi terpisah yang diminta IBI tidak dikembangkan dalam proses advokasi. Usul nama RUU Keperawatan dan Kebidanan oleh kemenkes seperti harga mati. Terkesan dengan kuat menekan satu pihak dan memanjakan pihak lain. Pertemuan tidak berhasil menyepakati usulan penambahan nama. Hingga akhirnya pimpinan rapat berkesimpulan, tentang nama akan dikembalikan kepada Menkes. Selanjutnya, karena secara kelembagaan RUU adalah usulan DPR, maka PPNI tidak sepakat untuk terlibat dalam tim pembahasan RUU di Kemenkes. Tetapi bersifat independen, agar bisa mengawal proses di kedua belah pihak secara aktif.
Hari-hari
kedepan adalah hari penuh kewaspadaan, berbagai elemen PPNI harus menggunakan
segala indera dan instink bawah sadar serta naluri politik untuk mengawal
proses perudangan UU Keperawatan. BILA TIDAK, kemungkinan proses akan sangat
lama, momen politik habis. Dan habislah perjuangan belasan tahun kita.
Tetaplah dalam koordinasi, satu langkah, satu visi, banyak aktifitas, dan beragam upaya masif dilakukan untuk UU Keperawatan. Seperti lazimnya sebuah pertandingan babak akhir, energy telah terkuras, stamina sudah nyaris habis, konsentrasi tak lagi focus dan bisa mudah lengah. Tanpa semangat dan kewaspadaan, kemenangan yang sudah hampir diraih bisa lepas begitu saja oleh strategi lawan. Mari tetap waspada dan semangat!
Hidup Perawat Indonesia !!!!
Tetaplah dalam koordinasi, satu langkah, satu visi, banyak aktifitas, dan beragam upaya masif dilakukan untuk UU Keperawatan. Seperti lazimnya sebuah pertandingan babak akhir, energy telah terkuras, stamina sudah nyaris habis, konsentrasi tak lagi focus dan bisa mudah lengah. Tanpa semangat dan kewaspadaan, kemenangan yang sudah hampir diraih bisa lepas begitu saja oleh strategi lawan. Mari tetap waspada dan semangat!
Hidup Perawat Indonesia !!!!
Ditulis
oleh Masfuri – Team Satgas RUU Keperawatan
0 komentar:
Posting Komentar