Coba tengok ruangan sebelah kirinya gak
kalah ‘mewahnya” dengan telecenter yang ada benernya besar bertulis PONKESDES “BAKTI INSANI”
KARANGSEMANDING disitu ada perlengkapan peralatan kesehatan lengkap
dengan obat serta petugas kesehatan yang stanby setiap hari untuk melayanani
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, semuanya gratis ....., tapi
gak ada orang yang datang.... sepi......................, padahal biaya
perawatan dan perbaikan ruangan itu sebagaian besar di tanggung petugas yg
disitu....... adakah penyebabnya....
Setelah team ponkesdes menyebar
teliksandi ternyata penyebabnya pasien sungkan/ewuh-pakiwuh sama Bu BIDAN
yang ada di depan kantor Ponkesdes.... bila datang ke ponkesdes. oke lah itu
urusan perasaan di Bakti insani... Gimana dengan Ponkesdes lain... di kabupaten
lain. Adakah kantornya yang sudah ber AC.
Yang penting tdk pada tempatnya
berAC atau tidak, yang seharusnya adakah pembinaan berkesinambungan yang
meliputi aspek:
1.
Servis
pelayanan, yang menjadikan masyarakat puas dengan pelayanan.
2.
Managemen
konflik baik internal maupun external.
3.
Penentuan
target..
4.
Evaluasi
hasil kerja baik pemda maupun pemprop
Selama 4 tahun berjalan Ponkesdes
terkesan jalan zo terserah gak jalan zo terserah, seakan gak ada yang perduli,
baik pengagasan program maupun pelaksana program yang hampir di semua
kabupaten, padahal walaupun kecil itupun duwik negara untuk biaya gaji dan lain2.
Dear pakde karwo, jangan Cuma pandai
buat program tapi tdk pandai memupuk dan merawatnya, tolong di perhatikan
seberapa besar keberhasilan, kemanfaatan serta kesejahteraan pelaksana
program......










